Beranda > Belajar Nasehat > Benarkah Bumi Mengelilingi Matahari? Jawaban Ilmiyah Dari Alquran dan Hadits, plus video simulasi

Benarkah Bumi Mengelilingi Matahari? Jawaban Ilmiyah Dari Alquran dan Hadits, plus video simulasi


Benarkah Bumi Mengitari Matahari

Picture

MATAHARI MENGELILINGI BUMI

SEBUAH KEPASTIAN AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA KESEPAKATAN PARA ULAMA

1. BUMI DIAM TIDAK BERGERAK

Banyak sekali dalil yang menunjukan bahwa bumi itu diam dan tidak bergerak, baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan bergerak, dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”[QS. Fathir:41]

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berhentinya langit dan bumi dengan iradah-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).”[QS. Ar Ruum:25]

“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap…”[QS. Al Mu’min:64]

“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.”[QS. An Naml:61]

Ayat ini menunjukkan bumi tidak bergerak, karena seandainya bumi ini bergerak mengelilingi matahari, berarti ada pergeseran, maka bertentangan dengan ayat ini.

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah : maksudnya adalah diam, tenang, tetap tidak bergerak serta tidak membuat goncangan penghuninya, karena tidak mungkin bisa dibuat hidup dengan baik…”

Berkata Imam Baghawi rahimahullah: tidak bergerak bersama penghuni

Berkata Imam Qurthubi rahimahullah: gunung-gunung bisa menahan dan mencegah bumi dari bergerak.”Allah subhanahu wata’ala berfirman:

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,”[QS. An-Nahl:15]

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.”[QS. Al-Anbiya’:31]

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu…”[QS. Luqman:10]

Imam Ibnu Qoyim al-Jauziyah rahimahullah berkata:”Maksudnya Allah menancapkan di bumi gunung-gunung yang tangguh agar bumi itu tidak bergerak.”

“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya…”[QS. Fushshilat:10]

“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh…”[QS. Qof:7]

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?,”[QS. An-Naba’:6-7]

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:”bumi itu ditundukan untuk makhluk-makhluk dalam keadaan tenang, tetap dan tidak bergerak.
“Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap…”[QS. Az-Zukhruf:10]

“…Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia.[QS. Al-Hajj:65]

Dari SUNNAH

Berdasarkan dalil:
Dari Sofyan bin ‘Assal al-Murodi Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya Allah menjadikan sebuah pintu taubat di sebelah barat…pintu itu akan ditutup sehingga matahari akan terbit dari arahnya”[HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Thabrani]

Seandainya bumi berputar maka berarti arah pintu itu akan berubah-ubah. Dan ini jelas bertentangan dengan nash hadits.

2. MATAHARI MENGELILINGI BUMI

Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“…Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur…”[QS. Al Baqarah:258]

“Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”[QS. Al An’am:78]

“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri…”[QS. Al-Kahfi:17]

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” [QS. Al-Anbiya’:33]

“…Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat…”[QS. Al A’raf:54]

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”[QS. Az-Zumar:5]

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya,”[QS. Asy-Syams:1-2]

Dari ayat-ayat ini sudah jelas menunjuk bahwa matahari lah yang bergerak mengelilingi bumi. Seandainya bumi yang berotasi, niscaya Allah ta’ala tidak mengatakan bahwa matahari yang terbit. Allah menjadikan gerakan terbit dan terbenam itu oleh matahari. Allah Ta’ala menjadikan bahwa yang terbit, condong, tenggelam dan menjauhi itu semuanya dilakukan oleh matahari, seandainya bukan matahari yang bergerak niscaya tidak akan disandarkan semua perbuatan tersebut kepada matahari.

Berkata Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah:” Di ayat Allah menjadikan malam mengikuti siang, sedangkan yang mencari dan mengikuti itu pasti menyusul di belakangnya, dan diketahui bersama bahwa malam dan siang itu mengikuti peredaran matahari.’DALIL AS-SUNNAH:
Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam pun banyak mengisyaratkan bahwa mataharilah yang beredar mengelilingi bumi. Di antaranya:

“Dari Abu Dzar radiallahu ‘anhu ahwa pada suatu hari Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam pernah bersabda:

”Tahukah kalian ke manakah matahari itu pergi?

Mereka berkata:

”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Beliau bersabda:

”Sesungguhnya matahari itu berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya:

”Bangunlah!Kembalilah seperti semula engkau datang.’Maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud…”[HR. Bukhari, Muslim, ath-Thoyalisi, Ahmad, Abu Dawud,Tirmidzi, Nasa’i, dll]

Segi pengambilan hadits ini sangat jelas, bahwa Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam menyandarkan pergi, terbit, beredar kepada matahari, bukan kepada bumi, sedangkan kita semua mengetahui bahwa Allah Pencipta langit dan bumi lebih mengetahui tentang makhluk-Nya, daripada makhluknya, siapapun dia.

Dar Abu Huraihah radiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam bersabda: ”Setiap persendian manusia itu harus disedekahi setiap hari setiap kali terbit matahari…”[HR. Bukhari, Muslim]

Dari hadits ini juga Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam menyandarkan terbit pada matahari, seandainya munculnya matahari itu bukan karena gerakan matahari niscaya Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam akan menyandarkan munculnya matahari itu dengan gerakan rotasi bumi.

KESEPAKATAN PARA ULAMA

1. Berkata Imam Abdul Qohir al-Baghdadi al-Isfiroyini rahimahullah:
“Ahlu sunnah sepakat atas tetap dan tenangnya bumi, dan bahwasanya bumi itu hanya bergerak kalau terjadi sesuatu misalnya gempa atau lainnya.”

2. Berkata Imam Ibnu Hazm rahimahullah:
“Terdapat sebuah dalil yang paten dan bisa langsung disaksikan dengan panca indera bahwa matahari mengelilingi bumi dari timur ke barat kemudian dari barat ke timur.”

3. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah: Siapapun yang berada di bumi lalu melihat keadaan matahari saat terbit, saat berada di tengah-tengah, juga saat tenggelam. Di tiga waktu ini matahari berada pada kejauhan yang sama dan juga dalam satu bentuk, maka dia akan mengetahui bahwa matahari itu beredar dalam sebuah garis edar yang berbentuk bulat.”
Beliau juga berkata:”Siang dan malam itu terjadi dengan adanya matahari.”

4. Berkata Imam Ibnu Qoyim al-Jauziyah rahimahullah:”Kemudian perhatikan hikmah dari terbitnya matahari pada alam semesta, bagaimana Allah menentukannya, seandainya matahari itu hanya terbit di satu tempat di langit lalu berhenti dan tidak bergerak, maka sinarnya tidak akan sampai ke banyak arah, karena bayangan salah satu bagian bumi yang bulat akan menghalangi bagian lainnya, maka bagian yang tidak terbit matahari di situ akan menjadi malam selamanya, dan bagian yang matahari terbit akan siang selamanya, maka keduanya akan binasa.

Dari sinilah maka hikmah Allah menuntut agar matahari itu terbit saat pagi hari dari timur kemudian terbit bagi daerah yang sebelah barat dan begitu seterusnya matahari selalu bersinar dan akan menyinari setiap bagian bumi sehingga dia menuju ke arah barat, dan akan menyinari bagian yang tadinya masih gelap saat pagi hari, dengan ini maka terjadilah pergantian malam dan siang yang dengannya maka bisa teraturlah kemaslahatan hidup manusia.”

5. Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah: “Maksud dari keterangan (hadits Shahih Bukhari) ini adalah menjelaskan bahwa matahari beredar setiap hari dan setiap malam. Hal ini berbeda dengan apa yang diklaim oleh para astronom bahwa matahari itu menempel di garis orbit dan hal ini berkonsekuensi bahwa yang beredar adalah garis orbitnya, sedangkan zhohir hadits ini bahwa mataharilah yang beredar dan bergerak. Dan semisal dengan ini adalah firman Allah subhanahu wata’ala: “Semuanya beredar pada garis orbitnya.”

6. Berkata Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullah:”Telah tersebar pada zaman ini di kalangan para penulis dan pengajar bahwasanya bumi itu berputar sedangkan matahari itu tetap, dan pendapat ini diikuti oleh banyak orang, maka banyak sekali pertanyaan. Seputar masalah ini…

Maka saya katakan: Al-Quran dan as-Sunnah serta kesepakatan para ulama dan realita yang ada menunjukan bahwa matahari itu beredar di garis edarnya sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala sedangkan bumi tetap tidak bergerak, yang mana Allah menyiapkan sebagai tempat tinggal dan Allah memantapkan dengan gunung-gunung agar tidak bergerak bersama mereka.”

7. Berkata Syaikh al-Utsaimin rahimahullah:”Adapun pendapat kami tentang peredaran matahari mengelilingi bumi yang dengannya akan terjadi perubahan siang dan malam, maka kami berpegang dengan zhohir dari nash al-Kitab dan as-Sunnah bahwasanya matahari yang bergerak mengelilingi bumi yang dengannya terjadi pergeseran waktu siang dengan malam. Sehingga ada dalil yang qoth’i yang bisa dijadikan hujjah untuk bisa memalingkan dhohir nash al-Kitab dan as-Sunnah, dan manakah dalil itu?

8. Syaikh Hamud at-Tuwaijiri rahimahullah menulis risalah ‘Petir Yang Menyambar Atas Pengikut Pendapat Tatasurya Model Baru’, yang berisi pembelaan terhadap Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullah sekaligus bantahan terhadap Syaikh Muhammad Mahmud ash-Showwaf yang menyatakan bumi mengelilingi matahari.

9. Syaikh Abdullah ad-Duwaisy rahimahullah:”Asal pendapat bumi mengelilingi matahari diambil dari Phytagoras seorang filsuf Yunani, dan ini adalah pendapat yang bathil yang sangat diketahui kebathilannya bagi orang yang hatinya diberi nur (cahaya) oleh Allah subhanahu wata’ala.

Inilah yang ditetapkan oleh para ulama, dan saya tidak mengetahui ada seorang imam dari kalangan salaf (sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in) yang menyelisihinya.”

10. Syaikh Abdul Karim bin Shalih al-Humaid rahimahullah menulis kitab ‘Petunjuk Bagi Orang yang Bingung Tentang Masalah Peredaran Matahari dan Bumi’. Dengan berdasarkan dalil-dalil yang sangat kuat yang disampaikan secara gamblang.SUMBER: MATAHARI MENGELILINGI BUMI, SEBUAH KEPASTIAN AL-QURAN DAN AS-SUNNAH SERTA BANTAHAN TERHADAP TEORI BUMI MENGELILINGI MATAHARI (Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf)

Reposting : http://artikelq.weebly.com/benarkah-bumi-mengitari-matahari.html

Berikut video simulasinya

Simulasi lebih komplit , terlepas teori heliosentris atau geosentris keduanya adalah teori,

Rujukan kita bukanlah teori, tapi dalil, baik dari Alquran atau Sunnah,

Jika ada teori yang sesuai dengan sunnah, maka bukan berarti teori itu dibenarkan, tapi yang wajib dibenarkan adalah Dalil, sedangkan teori tersebut hanya sebagai pendukung saja,. yang tanpa teori tersebut juga, tetap dalil sudah kuat,.

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

silahkan komentar jika kurang jelas atau ada yang ingin ditanyakan..